Ladang Penginjilan yang Subur

Viani Wilar adalah seorang fasilitator penerjemahan Alkitab yang mendapatkan kesempatan melihat sendiri betapa suburnya ladang penginjilan dalam bahasa Alakris*.

Wilar sendiri tidak begitu mengetahui latar belakang suku Alakris yang akan dikunjunginya, namun ia begitu termotivasi untuk membawa perubahan hidup bagi orang-orang di suku lain lewat kegiatan survey bahasa. “Ketika orang Alakris bisa menikmati Alkitab dalam bahasa mereka, maka akan ada pertobatan dan perubahan hidup. Ini yang menggerakkan saya untuk bersedia datang ke sana.”

“Mulanya tidak berpikir bahwa akan disambut,” kenang Wilar, “Akan tetapi waktu kami tiba disana kami diterima dengan luar biasa. Dalam hal ini kami diberikan suatu penyambutan secara adat. Kami sempat diterima menjadi bagian dari adat tersebut, bahkan setelah selesai disambut kami dikenakan topi kebesaran orang Alakris. Katakanlah kami dianggap sederajat.”

Dengan nada kagum, Wilar percaya bahwa iman kepada Kristus dapat menyatukan suku dan bahasa yang berbeda. “Mereka menganggap kami sama dengan mereka. Kami memang disambut dengan tarian, tapi itu biasa. Ketika dipakaikan mahkota, itu luar biasa.”

Lewat apa yang dilihatnya, Wilar jadi tahu bahwa masih ada begitu banyak orang yang butuh firman Allah dalam bahasa yang paling mereka mengerti. “Sewaktu kami melakukan survey, ada banyak orang yang hadir. Antusiasme begitu besar.”

Wilar tahu bahwa di tengah-tengah suku ini ada begitu banyak orang yang belum mengenal Yesus. “Harapan saya, firman Allah dalam bahasa Alakris dapat membawa mereka kepada Kristus,” katanya.

Wilar berharap akan ada orang-orang yang berani bertolak ke tempat yang lebih dalam, agar Alkitab yang akan diterjemahkan nantinya tidak sia-sia. “Ketika saya menabur, saya berkomitmen untuk bisa menuai. Di Alakris, tuaian sudah mulai menguning. Dengan ini semoga akan muncul banyak penuai untuk Alakris.”

Ket: *bukan nama sebenarnya

en_USEnglish